Jumat, 13 Januari 2023

Tahun Baru 2023

 Tahun Baru Tidak Selalu Menjadi Awal Yang Baru

    Tahun Baru selalu identik dengan awal yang baru, tapi ternyata tidak semua orang akan menjadikan tahun baru sebagai awal yang baru. Kenapa demikian? Karena tidak semua berawal di Tahun Baru. Untuk sesuatu yang baru, terlebih untuk sesuatu yang baik, bukan kah lebih cepat dilakukan akan menjadi lebih baik. 

    Tahun ini sudah memasuki tahun 2023, dimana saya baru saja kembali untuk melanjutkan hobi saya untuk menulis melalui blog ini. Salah satu bentuk dimana ini merupakan tahun baru, namun bukan awal yang baru. Menulis sudah lama saya lakukan namun terhenti dan hanya melanjutkan kembali sesuatu yang sudah pernah dimulai sebelum nya. Sudah lumayan lama ternyata, sejak 2014 vakum dan baru memulai untuk menulis kembali di tahun 2023. Selama itu? iya, ternyata memang sudah selama itu. Selama 9 tahun, berhenti menulis di blog ini. Tapi 9 tahun berhenti disini bukan berarti saya benar-benar berhenti menulis. Selain melalui blog, saat ini sudah sangat banyak media yang bisa memfasilitasi kita untuk dapat menulis.

Blog itu Media Sosial atau?

    Berbagai media sosial bermunculan dengan wadah yang diberikan untuk membebaskan setiap calon penulis, penulis, atau pun orang-orang yang hanya sekedar ingin mengeluarkan isi pikiran mereka dalam bentuk tulisan. Tulisan tidak hanya dalam bentuk paragraf yang panjang, bahkan sebuah huruf pun sudah merupakan tulisan. Pada jaman nya blog digunakan sebagai media paling baik untuk membuat sebuah tulisan, namun kenyataan nya, saat ini blog tidak lagi se hitz pada jaman nya. Jika ditanyakan apakah blog itu media sosial, jawaban nya tentu saja, namun saat ini kebanyakan orang hanya ingin mengeluarkan isi pikiran dalam bentuk tulisan pendek, maka disediakan lah status, story, atau pun postingan singkat. Dan semakin kreatif nya orang-orang saat ini, tulisan pun tidak hanya sekedar tulisan saja, namun sudah banyak variasi dengan menambahkan foto, video, atau pun gambar-gambar yang mendukung tulisan mereka.

Balik Lagi Ke Tahun Baru

    Balik Lagi ke Tahun Baru, dimana 2023 adalah tahun dimana banyak harapan-harapan, resolusi-resolusi, dan berbagai macam cita-cita yang diharapkan untuk dapat dicapai. Namun pernah kah kita berpikir jika tahun-tahun sebelum nya pun kita melakukan hal yang sama? dan apakah setelah memasuki tahun yang baru, resolusi, harapan, dan hal-hal yang kita cita-cita kan sudah tercapai? atau sudahkah kita memberikan ceklist terhadap list-list yang dibuat di awal tahun itu?

    Banyak dari kita yang memikirkan banyak hal di awal tahun, namun karena terlalu banyak hal yang dipikirkan membuat diri sendiri tidak fokus untuk mencapai hal-hal yang diingin kan, sehingga semua nya hanya sekedar menjadi list tanpa ada pencapaian. Tapi bukan kah memang lebih baik jika kita membuat banyak tujuan untuk kita capai? Tentu saja itu baik, tapi akan lebih baik jika kita bisa fokus dan merealisasikan mimpi kita satu persatu. Bukan kah lebih baik ada yang kita capai sampai di akhir dibanding melakukan semua nya tanpa mencapai apapun? Mari berpikir sejenak, merenung, dan memperbaiki diri untuk bisa menjadi lebih baik. Menjadi lebih baik bukan hanya untuk diri sendiri tapi sebaik-baik nya diri adalah yang dapat memberikan manfaat dan kebaikan untuk orang banyak, utama nya kepada orang-orang terdekat yang ada di sekitar kita.

Apa yang Sudah Terlewati?

    Jika ditanyakan apa yang sudah terlewati, tentu nya sangat banyak. 9 tahun selama vakum dari dunia blog, tanpa ada tulisan satu pun yang dibuat di blog, tentu nya ada sangat banyak hal yang telah lewat, ada sangat banyak hal yang telah dilalui, jika akan dibahas disini, seperti nya akan sangat panjang. Tapi manusia dengan anugerah memori jangka panjang yang diberikan, tentu nya akan tetap dapat mengingat banyak hal yang berkesan dan menetap dalam ingatan.

    Secara singkat jika dilihat sejak tahun 2014, dimana saya banyak mengeluarkan tulisan, baik berupa puisi, cerpen, atau pun materi-materi kuliah saat itu, ya itu saat dimana saya baru saja lulus dari perguruan tinggi. Saya lulus dan berhasil menjadi Sarjana Psikologi dari Universitas Negeri Makassar. Saya lulus dengan masa belajar selama 6 tahun, bukan waktu yang singkat, tapi banyak hal yang sudah saya lewati di masa 6 tahun itu, tidak hanya sekedar datang, belajar, lalu pulang. Saya tidak pernah menyesali 6 tahun waktu saya di Universitas. Di 6 tahun itu saya belajar banyak hal, tidak sekedar materi, pengalaman, pembelajaran, persahabatan, dan juga pemasukan. Selama saya kuliah, saya juga ikut di lembaga psikologi dan unit bisnis kampus, sehingga 6 tahun itu berjalan dengan kuliah, kerja, jajan, dan jalan.

    Selain itu banyak hal lagi yang sudah terjadi, yang nanti nya akan saya tuliskan secara bertahap, secara singkat, saya berhasil lulus kuliah dengan hasil memuaskan, saya mengikuti banyak kegiatan sebagai freelancer untuk proses psikotes, mulai dari administrasi hingga skoring alat tes, saya berhasil lulus menjadi karyawan di salah satu perusahaan swasta besar level nasional dan internasional, berhasil menjadi karyawan tetap hanya dalam waktu 6 bulan, berhasil membeli rumah dan mobil, mendapat kompensasi yang lumayan besar, mendapat penawaran kerja dari perusahaan startup dengan pendapat diatas pendapatan sebelum nya, mendapat promosi untuk level jabatan Section Head, dan berubah status menjadi ISTRI.

    Alhamdulillah, betapa banyak nikmat dan rejeki yang tidak henti-henti nya, betapa sayang nya Sang Maha Pemberi Berkah dan Rejeki untuk saya, hamba Nya yang masih banyak salah dan dosa. 

    Namun dari semua pencapaian itu, banyak hal yang sudah menguras tenaga, pikiran, emosi, dan air mata yang tidak sedikit, yang membuat mata lebam, tubuh lelah, kepala pening, dan banyak hal lagi, yang tidak jarang membuat saya kadang berpikir untuk menyerah.

    Orang-orang kadang hanya melihat apa yang sudah kita capai, namun mereka kadang tidak melihat apa yang sudah dilalui untuk sampai di titik itu. 

Sampai ketemu dipostingan berikut nya 😁


Minggu, 12 Oktober 2014

Tragedi Dua Puluh Ribu


Tragedi Dua Puluh Ribu
Kembali, kami kembali menuju ke kampus dua. Kampus dua bukan berarti kampus kedua tempat kami kuliah. Kampus kedua lebih tepatnya tempat nongkrong kami selepas kampus, atau sekedar pengisi waktu ketika kuliah kami pagi-sore. Jeda waktu yang cukup lama dari jam sepuluh pagi sampe jam tiga sore, bolehlah kami manfaatkan untuk menjauh dari kampus sejenak. Kami tidak memanfaatkan waktu itu untuk pulang ke rumah karena jarak rumah kami yang lumayan jauh dari kampus, jika kami pulang ke rumah, maka waktu akan habis dimakan perjalanan.
Hari itu kami putuskan untuk menuju kampus dua. Mall yang jaraknya lumayan dekat dari kampus kami, sudah ditetapkan sebagai kampus dua oleh pendahulu-pendahulu kami. Kami pun menyatakannya demikian. Kuliah kami dimulai jam delapan pagi dan berakhir jam sepuluh pagi, kemudian kuliah selanjutnya baru akan dimulai pukul tiga sore nanti. Memanfaatkan jeda waktu yang panjang itu, maka yang ada dibenak kami hanya kampus dua.
Mendengar tempat nongkrong kami, mungkin sebagian orang akan menganggap kami sebagai orang yang suka hura-hura atau jenis orang yang boros, tapi sesungguhnya kami tidak seperti itu, bahkan bisa dibilang kami sedikit perhitungan untuk masalah keuangan.
“Kuliah sudah selesai, tapi masih ada jam 3 sore nanti”
“iya, nda mungkin kan kita balik ke rumah dulu, capek di jalan nantinya”
“So? Ngampus dua?”
“Hmmmm, boleh lah, daripada nongkrong nda jelas di kampus”
“Memangnya ada tempat nongkrong di kampus?”
“Tuh, gazebo, atau kantin”
“Gazebo? Bentar lagi penuh dengan asap rokok. Betah lama-lama penuh asap rokok? Kantin? Mau diusir? Banyak yang ngantri mau makan di sana nanti, emangnya cuma kamu aja yang mau makan di sana”
“Ya sudahlah, kita ke kampus dua saja”
“Baiklah, let’s go!!!”
Akhirnya kami menuju kampus dua. Rencana di kampus dua, belum ada. Kami jenis orang yang malas merencanakan perjalanan, karena ketika kami merencanakan perjalanan, lebih banyak tidak jadinya daripada jadinya. Masih pagi, masih sepi, mall baru buka, kami jadi penghuni yang masih bisa dihitung pake jari tangan kamu, kamu, kamu, dan kamu. Mungkin.
“Ok, kita mau kemana sekarang?”
“Hmmm, pergi makan, tapi masih pagi, belum lapar”
“Gimana kalo kita ke toko buku saja dulu, lumayan, bisa baca komik gratis”
“Bolehlah, sambil nunggu perut keroncongan”
Menujulah kami ke toko buku yang kala itu masih sepi. Lia, sahabat yang baru akrab ketika kami berada pada fakultas yang sama, jurusan yang sama dan kelas yang sama. Kami sudah berteman sejak SMA, tapi baru akrab ketika berada dibangku kuliah. Wajarlah, dia dulu berada di kelas IPA sedangkan saya IPS, jadi kami tidak begitu akrab dulu. Lia pecinta komik. Lia bisa menghabiskan waktu berjam-jam uuntuk membaca beberapa komik dan sinopsis komik (kalau waktunya sedikit) dan membeli lima sampai sepuluh komik kalau sudah nginjakin kakinya di toko buku. Di rumahnya, Lia punya lemari khusus untuk menyimpan puluhan atau mungkin ratusan komiknya. Kadang Lia bahkan tidak sadar membeli komik yang sudah ada dalam lemari ajaibnya itu. Mungkin karena terlalu banyak membeli komik dalam satu waktu dan tidak sempat membaca semuanya, kadang ada beberapa komik yang bahkan sama sekali belum pernah dibacanya, makanya kadang Lia beli kembaran komik yang sudah dikoleksinya.
Setibanya di toko buku, seperti biasa Lia langsung menuju ke stand komik. Tika, sahabat yang paling sering ngajak saya jalan juga ngikut, bukan ngikut, lebih tepatnya, Tika yang ngajakin kita nongkrong di kampus dua. Tika juga pecinta komik, tapi tidak semaniak Lia, saya pun demikian. Ada keuntungan buat kami dengan kebiasaan Lia mengoleksi komik, setelah Lia baca komiknya, kami boleh meminjamnya. Setiap datang ke rumahnya, isi lemari ajaibnya yang me-nina bobo kan kami. Ya, kami bahkan tidur bersama komik. Kami langsung diam membisu membaca dalam hati, berkonsentrasi dengan bacaan kami masing-masing. Padahal itu hanya komik.
Setelah hampir satu setengah jam kami membaca, perut kami mulai keroncongan, tapi tetap saja, komik terasa lebih menarik daripada makan kala itu. Dua jam berlalu, cacing di perut kami mulai demo. Akhirnya dengan sangat terpaksa dan tanpa kerelaan hati, mulailah kami melangkah meninggalkan toko buku, tapi tidak lupa, Lia tinggal sejenak di kasir membayar lima komik yang berhasil menghipnotis dirinya untuk membawa komik itu masuk ke lemari ajaibya.
“Makan dimana?”
“Pertanyaan pertama, bukan makan dimana, perjelas dulu kita mau makan apa?”
Kami jenis orang yang agak ribet saat menjelang jam makan siang, kadang butuh waktu berjam-jam untuk bisa menentukan jenis makanan yang akan kami makan dan tempat makan yang akan kami tuju.
“Ok, kita mau makan apa?”
“Hmmm, makan apa ya? Empek-empek? Mie ayam? Soto?”
“Hmmm, kalo’ ada ainul, pasti K*C... hahahaha...”
“Mie ayam jamur saja, tempat biasa, kenyang dengan rasa bintang lima dan harga kaki lima, gimana?”
“Iya..iya..disitu saja, sudah lama juga nda makan di sana”
Menujulah kami ke tempat makan yang biasa, bukan resto, bukan di food court juga, bukan cafe, lebih mirip warung kecil di tengah megahnya mall. Entah kenapa sejak kami makan di sana pertama kali, tempat duduk kami selalu sama, di posisi yang sama. Saat kami baru datang, warungnya selalu sepi, bahkan tidak ada pengunjung, tapi begitu kami duduk menunggu pesanan, pelanggan yang lain mulai berdatangan. Mungkin bisa dibilang kami keberuntungan untuk warung itu. Narsis mode on.
Seperti biasa, dari beberapa menu yang tersedia di sana, kami selalu hanya memesan satu jenis menu yang sama “mie ayam jamur”. Bahkan pelayan di sana mungkin mulai hafal dengan wajah dan pesanan kami. Mie ayam jamurnya tersedia dalam porsi besar, hanya dengan membayar lima belas ribu rupiah seporsi, kami sudah bisa kekenyangan. Mie ayam jamur dibuat terpisah dengan kuahnya, diberi sayuran, potongan ayam dan jamur yang dimasak kecap, di tambah pangsit goreng dan bakso goreng yang ketika direndam di kuah dan digigit, tengahnya mengeluarkan sensasi “nyeess”, seperti apa ya menjelaskannya, ditengahnya itu seperti ada isian yang lembut, yang entah apa itu, mirip mayo, tapi bukan mayo. Silahkan dicoba sendiri jika penasaran.
Akhirnya pesanan kami datang. Kami pun mulai meracik makanan masing-masing. Walaupun jenis pesanan kami sama, tapi cara kami menikmati makanan itu berbeda-beda. Tika meracik makanannya dengan menuangkan semua kuahnya ke mangkuk mie, kemudian mencampurnya dengan menambahkan jeruk, kecap, dan setitik sambal. Maklum, tika tidak tahan dengan sambal, sedikit saja sambal yang digunakannya berlebih, dia langsung kepedisan. Lia hanya menuangkan setengah mangkuk kuahnya ke mangkuk mie, setengahnya lagi Lia gunakan untuk merendam bakso goreng dan pangsit gorengnya. Lia kemudian meracik mangkuk mie nya dengan tambahan jeruk dan sambal, tanpa kecap. Saya dan Lia tidak begitu suka kecap, entah kenapa, menurut kami, kadang kecap merusak cita rasa sambal yang kami gunakan. Berbeda dari Lia dan Tika, saya meracik makanan saya dengan hanya menuangkan bebera sendok kuah pada mie, dengan tujuan agar mie nya tidak terlalu kering, kemudian meracik kuah dengan tambahan jeruk dan sambal, merendam bakso goreng dan pangsit goreng di sana. Mie saya juga hanya mendapat sentuhan sambal yang banyak dan sepotong jeruk. Kadang teman-teman saya menegur saya makan sambel pakai mie, bukan makan mie pakai sambel, mungkin karena terlalu banyak sambel di makanan saya. Saya memang pecinta pedas.
Kebiasaan kami yang lainnya, ketika perut tidak begitu lapar, maka kami akan makan bersama cerita. Beda halnya ketika perut kami sangat kelaparan dengan cacing yang sudah berdemo di dalamnya, kami hanya bisa makan dalam diam, menikmati santapan kami masing-masing, tanpa memperdulikan satu sama lain.
Perut kami pun terpuaskan. Seperti biasa, karena sangat kekenyangan, kami tidak sanggup untuk langsung berdiri meninggalkan tempat itu. Duduklah kami berlama-lama disana, sambil menceritkan banyak hal, mulai dari tugas kuliah, curhat-curhatan, sampai ngomongin hal yang tidak penting. Keajaiban dari wanita itu, ketika mereka berkumpul, mereka mampu menciptakan banyak hal untuk menjadi topik pembicaran, dari a ke z, ke b, c, d, ke a lagi, ke w, ke y, ke z, ke a lagi, dan begitulah kami, sampai kadang tidak mengenal waktu.
“Eh, ini warung makan loh, bukan warkop, bukan kafe juga”
“Iya, tapi kita seenaknya saja nongkrong cerita disini berlama-lama”
“Nda masalah juga, selama kita nda mengganggu, lagian ndada orang lain yang ngantri nungguin kita buat makan disini kan?”
“Iya juga sih”
Kebiasaan kami yang lain, ketika selesai makan, dimanapun itu, sangat jarang ke kasir rame-rame, pasti ada satu orang dari kami yang jadi kasir ditempat dan bertugas untuk membayar di kasir sebenarnya, walaupun sebenarnya kita bayar pakai uang masing-masing. Lia pake uang dua puluh ribu, saya uang lima puluh, tika juga uang lima puluh. Karena uang saya dan uang tika sama-sama uang lima puluh, maka uang Lia saya berikan ke Tika, jadi Tika bayar untuk dua orang dan saya bayar sendiri. Entah karena kekenyangan atau mungkin mulai ngantuk, atau efek kelelahan, uang Lia yang saya berikan ke Tika, tiba-tiba hilang. Mulailah kami ricuh meributkan uang dua puluh ribu itu. Tika bersikeras menyatakan tidak menerima uang dua puluh ribuan dari saya, sedang saya bersikeras menyatakan sudah menyerahkan dua puluh ribuan itu ke Tika. Lia pun ikut ribut, menyatakan uang dua puluh ribuannya sudah diserahkan ke saya. Karena ribut dan ricuhnya kami dengan uang dua puluh ribu itu, pemilik warung dan pelayan di warung itu jadi memperhatikan kami. Mungkin di benak mereka mulai berbicara...
Dasar, sudah makannya kelamaan, nongkrong kelamaan, bikin ribut lagi
Saking ribut dan ricuhnya kami, kami sampai tidak sadar dengan pelanggan lain yang ternyata sedari tadi sudah memperhatikan kami. Berisiknya kami bukan hanya karena kami adu mulut sambil duduk di tempat, tapi kami berdiri, ngutak-ngatik sana sini, sambil tetap ngotot-ngototan. Ya, persahabatan kadang butuh emosi yang meluap-luap di dalamnya. Sampai pada akhirnya lembaran dua puluh ribuan itu ditemukan dibawah meja kaki Tika. Barulah kami diam, barulah kami sadar dengan situasi, barulah kami sadar dengan mata-mata yang sedari tadi menatap kami penuh bincang dalam benak-benak mereka. Dan akhirnya kami tertawa lepas, lebih tepatnya tertawa dengan rasa yang campur aduk, malu iya, konyol iya, ribet iya. Kami pun segera menyelesaikan pembayaran di kasir yang sedari tadi sudah menunggu kami membayar, yang mungkin dibenaknya sudah muncul “korban cuci piring”.
Sepanjang perjalanan, kami pun menertawakan diri kami sendiri, menertawakan kekonyolan yang baru saja kami buat tanpa sengaja. Mungkin ini bukan kekonyolan pertama yang kami buat ditengan umum. Mungkin bukan kebodohan pertama yang kami perlihatkan kepada orang banyak. Tapi itulah persahabatan, kadang kita butuh hal bodoh, hal konyol, hal yang tidak masuk akal, untuk bisa kita ingat, untuk bisa kita kenang nantinya, seperti peristiwa yang satu ini, kami menyebutnya “tragedi dua puluh ribu”.

PSIKOANALITIK



PSIKOANALITIK

Jung adalah kolega Freud. Kemudian mendirikan PSIKOANALITIK karena dipandang psikoanalisa sangat ortodoks, pssimistik, dan cenderung berorientasi masa lalu.
ASUMSI PSIKOANALITIK: Fenomena gaib dapat dibangun dan sungguh dapat mempengaruhi hidup setiap orang.
Psikoanalitik memandang bahwa setiap individu tidak hanya dimotivasi oleh pengalaman-pengalaman yang direpresi tetapi juga oleh pengalaman-pengalaman bernada emosi dari nenek moyang kita yang oleh Jung disebut sebagai KETIDAK SADARAN KOLEKTIF.
Ketidak sadaran kolektif mencakup beberapa arketif-arketif:
1.        Persona: merupakan sisi kepribadian yang ingin ditunjukkan kepada orang lain yang didesain sedemikian rupa sehingga membentuk menjadi persona.
       KEPRIBADIAN manusia sangat dipengaruhi oleh masa lalu dan masa depannya.
       Kepribadian adalah merupakan penentu karakteristik bagaimana seseorang berfikir dan bertingkah laku.
       Wajah public dengan ideal self harus dijaga keseimbangannya (tuntutan masyarakat dengan dan diri kita yang sebenarnya. Self dapat membimbing kita menuju aktualisasi diri.
2.        Shadow: merupakan sisi kegelapan diri kita yang selalu direpresi. Menurut Jung manusia yang sehat secara psikologis adalah manusia yang harus berani memahami  shadow kita sendiri. Sayangnya manusia hanya mengidentifikasi sisi terangnya. Shadow sebenarnya merupakan archetype yang terdiri dari insting-insting binatang yang diwarisi manusia dalam evolusinya dari bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah kebentuk yang lebih tinggi.
3.        Anima dan Animus: merupakan elemen kepribadian yang secara psikologis berpengaruh terhadap sifat bisexual manusia. Anima adalah archetype sifat kewanitaan / feminine pada laki-laki, sedangkan Animus adalah archetype sifat kelelakian / maskulin pada perempuan.
4.        Great mother & Wise Old Man (ibu agung dan laki-laki tua bijak: merupakan kelanjutan dari anima animus.
Setiap orang memiliki sifat great mother  yang berasosiasi dgn sifat positif dan negative = fertilitas/pemeliharaan dan destruksi/mengabaikan.
5.        Wise old man (kebijaksanaan dan pemaknaan): symbol pengetahuan manusia tentang misteri2 hidup yang sudah berakar dalam dirinya. Ia difersonifikasikan sebagai sosok yang bijak.
6.        Hero: cerminan sebagai pribadi yang kuat yang membebaskan individu dari ketidakmampuan dan penderitaan. Tapi terkadang manusia itu sendiri taklut di atas ketidakberdayaannya.
7.        Self.  yang secara bertahap menjadi titik pusat dari kepribadian yang secara psikologis didefinisikan sebagai totalitas psikis individual dimana semua elemen kepribadian terkonstelasi disekitarnya. Self membimbing manusia kearah self-actualization, merupakan tujuan hidup yang terus-menerus diperjuangkan manusia tetapi jarang tercapai.

STRUKTUR PSIKHE/TINGKATAN-TINGKATAN PSIKHE
 Jung beranggapan bahwa jiwa atau psikhe memiliki tingkatan kesadaran dan bawah sadar.
1.        Alam sadar: adalah imajinasi-imajinasi yang diindra oleh ego. Elemen bawah sadar tidak berkaitan dengan ego.  Ego sebagai pusat kesadaran tetapi bukan inti kepribadian. Total personality ego harus dilengkapi oleh arketife self.
2.        Alam bawah sadar personal: mencakup pengalaman-2 individu yang direpresi dan dilupakan. Struktur psyche ini merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego. Terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tetapi dilupakan dan diabaikan dengan cara repression atau suppression. Pengalaman-pengalaman yang kesannya lemah juga disimpan kedalam personal unconscious. Penekanan kenangan pahit kedalam personal unconscious dapat dilakukan oleh diri sendiri secara mekanik namun bisa juga karena desakan dari pihak luar yang kuat dan lebih berkuasa. Kompleks adalah kelompok yang terorganisir dari perasaan, pikiran dan ingatan-ingatan yang ada dalam personal unconscious. Setiap kompleks memilki inti yang menarik atau mengumpulkan berbagai pengalaman yang memiliki kesamaan tematik, semakin kuat daya tarik inti semakin besar pula pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia. Kepribadian dengan kompleks tertentu akan didominasi oleh ide, perasaan dan persepsi yang dikandung oleh kompleks itu.
3.        Collective Unconscious: Merupakan gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang yang tidak hanya meliputi sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective unconscious terdiri dari beberapa Archetype, yang merupakan ingatan ras akan suatu bentuk pikiran universal yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran yang berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan, yang dianut oleh generasi terentu secara hampir menyeluruh dan kemudian ditampilkan berulang-ulang pada beberapa generasi berikutnya. Beberapa archetype yang dominan seakan terpisah dari kumpulan archetype lainnya dan membentuk satu sistem sendiri.

TIPE-TIPE PSIKOLOGIS
Introvert dan ekstravert dan empat fungsi psikologis yang berbeda: Berfikir (thinking), merasa (feeling), mengindra (sensasi), intuisi (intuiting).

FUNGSI-FUNGSI TIPOLOGI
Introversion-Thinking
Orang dengan sikap yang introvert dan fungsi thinking yang dominan biasanya tidak memiliki emosi dan tidak ramah serta kurang bisa bergaul. Hal ini terjadi karena mereka memiliki kecenderungan untuk memperhatikan nilai abstrak dibandingkan orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Mereka lebih mengejar dan memperhatikan pemikirannya tanpa memperdulikan apakah ide mereka diterima oleh orang lain atau tidak. Mereka biasanya keras kepala, sombong dan berpendirian. Contoh dari orang dengan kepribadian seperti ini adalah philosophers.
Extraversion-Thinking
Contoh orang dengan sikap extrovert dan fungsi thinking yang dominan adalah ilmuwan dan peneliti. Mereka memiliki kecenderungan untuk muncul seorang diri, dingin dan sombong. Seperti pada tipe pertama, mereka juga me-repress fungsi feeling. Kenyataan yang obyektif merupakan aturan untuk mereka dan mereka menginginkan orang lain juga berpikir hal yang sama.
Introversion-Feeling
Orang dengan introversion-feeling berpengalaman dalam emosi yang kuat, tapi mereka menutupinya. Contoh orang dengan sikap introvert dan fungsi feeling yang dominan adalah seniman dan penulis, dimana mereka mengekspresikan perasaannya hanya dalam bentuk seni. Mereka mungkin menampilkan keselarasan didalam dirinya dan self-efficacy, namun perasaan mereka dapat meledak dengan tiba-tiba.
Extraversion-Feeling
Pada orang dengan sikap extraversion dan fungsi feeling yang dominan perasaan dapat berubah sebanyak situasi yang berubah. Kebanyakan dari mereka adalah aktor. Mereka cenderung untuk emosional dan moody tapi terkadang sikap sosialnya dapat muncul.
Introversion-Sensation
Orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk mencari hal yang tidak menarik dari dunia sebagai perbandingan. Biasanya mereka adalah orang-orang yang tenang, kalem, self-controlled, tapi mereka juga membosankan dan kurang bisa berkomunikasi.
Extraversion-Sensation
Orang dengan tipe ini biasanya adalah businessman. Mereka biasanya realistik, praktis, dan pekerja keras. Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai dari dunia ini, menikmati cinta dan mencari kegairahan. Mereka mudah dipengaruhi oleh peraturan dan mudah ketagihan pada berbagai hal.
Introversion-Intiuting
Pemimipi, peramal, dan orang aneh biasanya adalah orang dengan sikap introvert dan fungsi intuitif yang dominan. Mereka terisolasi dalam gambaran-gambaran primitif yang artinya tidak selalu mereka ketahui namun selalu muncul dalam pikiran mereka. Mereka memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak praktis namun memiliki intuisi yang sangat tajam dibandingkan orang lain.
Extraversion-Intuiting
Penemu dan pengusaha biasanya memiliki sikap extravert dan fungsi intuitif yang dominan, mereka adalah orang-orang yang selalu mencari sesuatu yang baru. Mereka sangat baik dalam mempromosikan hal-hal yang baru. Namun mereka tidak dapat bertahan pada satu ide, pekerjaan maupun lingkungan karena sesuatu yang baru merupakan tujuan hidup mereka.

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
1.        Masa kanak-kanak (anarkis= sedikit ksadaran, monarkis = perkembangan ego dan permulaan pemikiran logis dan verbal, dan dualistis = masa dimana subjektif dan objektif/ sudah memahami tentang perbedaan perkembangan ego menjadi ego subjektif dan ego objektif)
2.        Masa muda = masa puberitas peningkatan aktivitas dan kematangan seksualitas. Terbangun sebuah kedaran. Hasrat untuk hidup di masa lalu (prinsip konservatif).
3.        Parug baya: periode potensial yang menakjubkan tetapi juga terjadi peningkatan kecemasan.
4.        Usia senja: banyak terjadi illusi-illusi masa usia muda

Kamis, 05 Desember 2013

5cm Quotes




Bangsa yang besar ini juga harus punya mimpi
(5cm)

Dia seorang manusia dengan impiannya, suatu hari  bersama impiannya, dia akan berada di atas sana, dia percaya, dengan kerja keras, suatu hari impian akan jadi kenyataan.
(Defenisi Genta dari seorang Zafran)

Memandang ke satu arah dan diam disitu untuk waktu yang lama
(Zafran, 5cm)

Manusia penuh cinta, manusia yang percaya dengan impiannya, seorang yang humanis, idealis, dan fantastis
(deskripsi Zafran untuk dirinya sendiri)

Wanita adalah ciptaan terindah dalam setiap hembusan nafasmu,
kamu akan melihat pantulan sinarnya dari setiap embun pagi
Hanya bila kamu mencintainya laksana embun pagi, maka dia juga akan mencintaimu sepenuhnya dan seterusnya
(Zafran, 5cm)

Kita kejar mimpi-mimpi kita yang belum selesai,
kita cari mimpi-mimpi kita yang lain
(Zafran, 5cm)



Kalo kamu selesaikan kuliah kamu 6 tahun juga, itu berarti otak kamu otak anak SD juga
(Dosen Pembimbing Ian)

Puisi itu adalah keindahan kehidupan,
Keindahan kata-kata
(Zafran, 5cm)

Daripada gue,
suka banget sama orang dari dulu,
tapi dianya cuek-cuek aja..
Susah sih cowok...
suka asal...
enggak enak jadi cewek...
gak bisa bilang...
(Riani, 5cm)

Masa cewek yg ngajak duluan,
lagian kita tuh keseringan bareng2 dari dulu,
jadi udah kayak temen banget...
(Riani, 5cm)


Bertahun-tahun lebih nyimpan sendiri perasaan dengan rapih
Emang sudah ga' biasa rasanya lo ke dia,
Lo udah punya tempat di hati lo buat dia
Sayangnya dia ga' tw kalo lo udah punya tempat yang rapih buat dia
Sayang juga kalo' tempat yang udah ada, dibuat bagus-bagus dan rapih, tapi dibiarin kosong
(Citra teman Riani, 5cm)

Bab dua, tiga, empat, lima, dikerjain dua bulan, siapa takut
(Ian, 5cm)

Cinta memang datang saat cinta membutuhkan cinta
(Zafran, 5cm)

Sambil menyelam minus sirup nata de coco pake es krim
(Ian, 5cm)

Negeri ini indah sekali Tuhan, bantu kami menjaganya, Amin
(Zafran, 5cm)

Yang kita perlu sekarang hanya kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya
Tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya
(Genta, 5cm)

Mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya
(Ian, 5cm)

Leher yang akan lebih sering melihat ke atas
(Arial, 5cm)

Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari biasanya
(Riani, 5cm)

Hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya
(Zafran, 5cm)

Serta mulut yang akan selalu berdoa
(Arindah, 5cm)

Susah, soalnya udah deket banget,
jadi ga' tw dimana bedanya
(Genta, 5cm)

Semua cinta itu harus diungkapkan,
ga' ada cinta yang ga' diungkapkan,
kecuali oleh orang yang terlalu mencintai dirinya sendiri
(Ian, Genta (Zafran,5cm)

Ga' enak yah jadi cewe',
kalo cewek suka sama orang ga' bisa langsung bilang,
Bisanya cuma nunggu doang...
(Riani, 5cm)

Samudra di atas awan
(Arial, 5cm)

Sebuah kehormatan berada disini,
memperjuangkan impian,
bersama kalian sahabat-sahabat tercinta
(Zafran, 5cm)

Sebuah kehormatan bagi saya, saya Genta, telah mendaki mahameru bersama sahabat tercinta, ditanah air tercinta ini, kehormatan ini tidak akan pernah terlupakan seumur hidup saya
(Genta, 5cm)

Suatu kehormatan juga bagi saya, dan kehormatan itu bagi kita para sahabat, saya arial yang sangat cinta pada tanah air ini
Dan juga bagi saya arindah, indonesia ku saya mencintaimu sepenuhnya
(Arindah, 5cm)

Impian, persahabatan, cinta, dan sebuah kejaiban tekad yang telah menjadikan kita bukan hanya seonggok daging yang hanya punya nama, saya Zafran, saya mencintai kalian semua dan saya mencintai negeri indah ini dengan gugusan ribuan pulaunya, sampai saya mati, dan menyatu dengan tanah tercinta ini lagi
(Zafran, 5cm)

Dan selama ribuan langkah kaki kita melangkah, selama hati yang berani ini bertekad hingga semunya bisa terwujud sampai disini jangan pernah sekalipun kita menyerah mengejar mimpi-mimpi kita berjuang berusaha dan bercita-cita untuk kehidupan yang lebih baik bagi tanah tempat kita berpijak ini sahabat, saya Riani, saya mencintai tanah ini dengan seluruh hati saya
(Riani, 5cm)

Saya Ian, bangga bisa berada disini bersama kalian semua sahabat saya tercinta, saya akan mencintai tanah air ini seumur hidup saya, saya akan menjaganya dengan apapun yang saya punya, saya akan menjaga kehormatannya seperti saya menjaga kehormatan diri saya sendiri, seperti saya terus menjaga mimpi-mimpi saya terus hidup bersama tanah air tercinta ini
(Ian, 5cm)

Kita berdiri diatas bumi, tapi dekat sekali dengan langit, dekat dengan sang pencipta, sebuah persahabatan, impian, cita-cita, dan cinta, tidak ada siapapun yang bisa membuktikan seberapa besar itu semua, tapi seperti sebuah mimpi, kita hanya harus mempercayainya
(Zafran, 5cm)

Ini bukan perjalanan alam, tapi perjalanan hati
(Zafran, 5cm)

Enakan disini, dan yang penting, temen-temen gw disini, dari lahir gw disini, gw make tanahnya, minum airnya, masa' gw ga' ada terima kasihnya, lebih baik disini, rumah kita sendiri
(Ian, 5cm)

Dan sekali lagi, cinta membuktikan kekuatannya
(Zafran, 5cm)

Ada saat kita berdua lebih dari cuma teman,
Bertahun-tahun kita temenan,
tiba2 muncul perasaan baru,
perasaan yang lebih dari cuma teman,
Aku bingung gimana nyatainnya,
dan aku takut kehilangan kamu sebagai temen deket
Aku kangen banget sama kamu
Ga' ada satu haripun aku ga' kepikiran kamu selama kita g' ketemu
Tapi sekarang, setelah melewati puncak mahameru sama kamu,
Di bawah langit berbinntang di Ranu Kumboloh, aku udah ga' bingung
Aku sayang kamu
(Genta, 5cm)

Sederhana tapi luar biasa ada dalam setiap diri manusia jika ia meyakininya,
sebuah impian,
setiap kamu punya mimpi, keinginan atau cita-cita, kamu taro' disini, di depan kening kamu,
jangan menempel, biarkan dy menggangtung, mengambang 5cm di depan kening kamu,
jadi dy ga' akan pernah lepas dari mata kamu,
dan kamu bawa impian kamu itu setiap hari,
kamu lihat setiap hari dan percaya bahwa kamu bisa,
bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh,
apapun hambatannya kamu bilang sama diri kamu sendiri,
kalo kamu percaya sama impian kamu dan kamu ga' akan pernah menyerah
Belum pernah ada bukti-bukti nyata dalam angka yang bisa dipecahkan oleh ilmu pengetahuan,
tentang bagaimana keajaiban sebuah impian, persahabatan, cinta dan keyakinan,
bisa membuat begitu banyak perbedaan yang bisa mengubah kehidupan manusia,
belum pernah ada, hanya mimpi dan keyakinan yang bisa membuat manusia berbeda dengan makhluk lainnya
Hanya mimpi dan keyakinan yang mebuat manusia menjadi sangat istimewa dimata Sang Pencipta,
dan yang bisa dilakukan seorang mahkluk bernama manusia terhadap mimpi-mimpi dan keyakinannya adalah mereka hanya tinggal mempercayainya, percaya pada 5cm di depan kening kamu.
(Zafran, 5cm)