Rabu, 12 Januari 2011

Psikologi Pendidikan


Menurut Slavin, salah satu prinsip dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak mudah menyampaikan pengetahuan kepada siswa, siswa harus mengkonstruksi pengetahuan dalam benaknya (Slavin, 2000: 255).

terdapat kesamaan pendapat antara Piaget dan Vygotsky yaitu bahwa perubahan struktur kognitif terjadi jika konsepsi baru masuk ke benak seseorang. Vygotsky menekankan pada interaksi sosial dalam mengkonstruk pengetahuan matematis dan maknanya. Sedangkan Piaget lebih menekankan pada kerja individu dalam mengkonstruksi pengetahuan matematika dan maknanya berdasar pada pengalaman siswa sendiri. Meskipun demikian Piaget tidak mengabaikan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran matematika beracuan konstruktivisme (Slavin 2000: 256; Copeland, 1974: 32). Interaksi sosial menurut Piaget adalah kecenderungan bawaan sejak lahir. Interaksi sosial dalam pembelajaran beracuan konstruktivisme Piaget misalnya terjadi ketika siswa berdiskusi dalam kelompok.

Hasil pemikiran dan kerja Piaget tentang apa dan bagaimana proses terjadinya perubahan struktur mental dalam benak siswa sampai saat ini masih sangat berpengaruh di bidang pendidikan matematika. Ia meyakini bahwa ”obyek” adalah bukan benda itu sendiri tetapi sesuatu yang dikognisi subyek yang telah dikonstruksi dengan cara membuat perbedaan dan koordinasi dalam persepsinya (Piaget dalam von Glasersfeld, 2006).

Teori perkembangan kognitif Piaget menyatakan bahwa kecakapan kognitif atau intelektual anak dan orang dewasa mengalami kemajuan melalui empat tahap (dalam Hudojo, 2003), yaitu sensori-motor (lahir sampai 2 tahun); pra-operasional (2 sampai 7 tahun): operasi konkret (7 sampai 11 atau 12 tahun), dan operasi formal (lebih dari 11 atau 12 tahun). Dalam pandangan Piaget pengetahuan didapat dari pengalaman, dan perkembangan mental siswa bergantung pada keaktifannya berinteraksi dengan lingkungan (Slavin, 2000).

Adaptasi berkaitan dengan penyesuaian skema yang sudah dimiliki siswa ketika berinteraksi dengan lingkungan. Menurut Piaget adaptasi adalah suatu proses penyesuaian skema dalam merespon lingkungan melalui asimilasi atau akomodasi. Asimilasi adalah proses menyerap pengalaman baru berdasar pada skema yang sudah dimiliki dan akomodasi adalah proses menyerap pengalaman baru dengan cara memodifikasi skema yang sudah ada atau bahkan membentuk skema yang benar-benar baru (Hudojo, 2003: 60).

Menurut Slavin (2000), psikologi kognitif yang dikemukakan Piaget merepresentasikan konstruktivisme individu, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses yang melibatkan siswa secara individu aktif mengkonstruksi struktur mental dan makna melalui pengalaman dan interaksi sosial.

Pengertian psikologi pendidikan menurut buku Psikologi Pendidikan karangan Slavin
• Menurut Revnolds & Miller, 2003
Psikologi pendidikan adalah studi tentang orang yang belajar, pemebalajaran, dan pengajaran
• Pengertian umum
Psikologi pendidikan adalah akumulasi pengetahuan, kebijaksanaan, dan teori yang didasarkan pada pengalaman yang seharusnya dimiliki setiap guru untuk memecahkan masalah-masalah pengajaran sehari-hari.
Pengertian psikologi pendidikan adalah penghimpunan pengetahuan tentang teori pengajaran yang didasarkan pengalaman yang dimiliki seorang guru untuk kegiatan belajar mengajar.
Mengapa Psikologi Pendidikan menjadi sangat penting untuk difahami dan diterapkan oleh guru pada saat memfasilitasi proses pembelajarannya?
Jawab:
Seorang guru sama halnya dengan seorang dokter yang tidak cukup hanya mengetahui gejala penyakit dan obat yang diperlukan saja, akan tetapi ia juga harus mengetahui susunan anggota tubuh serta fungsinya.
Demikian pula halnya seorang guru yang ingin memperbaiki atau menumbuhkan kemempuan khusus pada murid harus mengetahui pikiran murid, mengetahui susunan kecerdasannya, caranya menangkap pengetahuan dan keterampilannya.
Dengan demikian psikologi pendidikan sangatlah penting untuk difahami dan diterapkan oleh guru. Adapun manfaat memahami psikologi pendidikan bagi seorang guru ialah dapat membantu memecahkan persoalan pendidikan serta dapat mengetahui perbedaan kharakteristik dan pola piker anak didik.

Skinner menyatakan bahwa motivasi dari tingkah laku sebenarnya didapatkan dari konsekuensi yang hampir sama dengan tingkah laku sebelumnya. Jika seseorang ingin melakukan sesuatu perangsang ( reinforcement ) untuk mendapatkan perilaku yang sesungguhnya, mereka akan mengulanginya dengan sepenuh tenaga sampai berhasil, jika tidak berhasil mereka akan kehilangan ketertarikan terhadap sesuatu dan menjadi distress ( Elliot, 1999 ).
Reinforcement dapat bersifat positif dan bisa pula negatif. Reinforcer positif adalah peristiwa atau sesuatu yang membuat tingkah laku yang dikehendaki berpeluang untuk diulangi atau terjadi lagi. Sebagai suatu stimulus, penguat positif disenangi sehingga organisme berusaha agar stimulus itu muncul. Sebaliknya, penguat negatif adalah peristiwa atau sesuatu yang membuat tingkah laku yang dikehendaki, peluang tingkah laku itu untuk di ulang lebih kecil. Sebagai suatu stimulus penguat negatif tidak disenangi sehingga organisme berusaha menghindar atau membuat stimulus itu tidak muncul.
Hadiah ( reward ) atau hukuman ( punishment ) tidak selalu identik dengan reinforcement positif ataupun negatif. Hadiah adalah akibat dari tingkah laku, sedangkan reinforcement positif adalah peristiwa yang menyebabkan tingkah laku ( yang mendapatkan reinforcement ) bakal terjadi lagi. Hadiah bisa menyebabkan tingkah laku yang di beri hadiah itu lebih sering terjadi, dalam hal ini hadiah juga berperan sebagai reinforcement positif.
Dalam memanipulasi tingkah laku yang penting bukan hanya wujud dari reinforcement-nya tetapi juga pengaturan pemberiannya. Reinforcement yang diadministrasi dengan dengan cermat memungkinkan kita untuk membentuk tingkah llaku.
Skinner mengidentifikasikan dua bentuk penguatan (reinforcement) yaitu :
Penguatan Berkelanjutan ( Continuous Reinforcemment )
Setiap kali muncul tingkah laku yang dikehendaki diberikan reinforcement. Jika reinforcement dihentikan, tingkah laku yang dikehendaki dengan cepat mengalami ekstinsi dan hilang.
Penguatan Berselang - seling ( Intermitted Reinforcement )
Skinner membedakan penguatan berselang – seling ( Intermitted Reinforcement ) ini dalam dua kategori yaitu terdiri atas interval reinforcement dan ratio reinforcement :
a. Interval Reinforcement
Dibagi atas :
1. Fixed Interval, dalam hal ini merupakan hasil respon dalam reinforcement setelah diamati dalam waktu tertentu. Pemberian reinforcement ini berselang teratur, misal setiap 5 menit.
2. Variabel Interval, dalam hal ini reinforcement dilakukan berulang dalam kisaran waktu yang tidak tentu, tetapi jumlah atau rata – rata penguat yang diberikan sama dengan pengaturan tetap
b. Ratio Reinforcement
Dibagi atas :
1. Perbandingan Tetap ( Fixed Ratio ), mengatur pemberian reinforcement sesudah respon yang dikehendaki muncul yang kesekian kalinya.
2. Perbandingan Berubah ( Variable Ratio ), memberikan reinforcement secara acak. Respon yang ditimbulkan bermacam – macam namun subyek tidak pernah mengetahui respon yang mana yang akan diikuti dengan penguatan ( reinforcement ) ( Elliot, 1999 )

Menurut Elliot, dkk ( 1999 )
Introduction to edicational psychology :
• Educational psychology : teaching and learning
• Research and educational psychology
• Deversity in the classroom : Culture, Class, and Gender
The Development of student
• Cognitive and language development
• Psychosicial and moral development
• Excepcional students
Learning teori and practice
• Behavioral psychology and learning
• Cognitive psychology and learning
• Thingking skill and problem solving strategies
• Motivation in the classroom
Desaign and management of classroom instruction
• Planning for essential learning outcomes
• Effective teaching strategies and the desaign of instruction
• Classroom management : Organitation and control
• Teaching and technology
Assesment learning and evaluating education
• Teacher construction test and perfomance assesment method
• Standardized test and rating scale in the classroom
Manfaat Psikologi Pendidikan
Menurut Moh Surya ( 1972 )
• Untuk membantu para guru dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai pendidikan dan profesinya
Menurut Chaplin ( 1972 )
• Untuk membantu memcahkan masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan yang meliputi guru, siswa, materi, metode, dalam masalah belajar - mengajar

Comenius bukanlah orang pertama yang menyuarakan perlunya reformasi pendidikan. Di Inggris, Franci Bacon telah mencela penekanan pada Bahasa Latin tersebut dan mengimbau agar kembali mempelajari alam. Wolfgang Ratke dan Valentine Andreae di Jerman, serta tokoh-tokoh lain juga mengupayakan perbaikan-perbaikan. Akan tetapi, semuanya gagal mendapatkan dukungan resmi bagi gagasan-gagasan mereka.
Comenius mengusulkan suatu sistem yang membuat proses belajar menyenangkan, bukannya membosankan dan melelahkan. Ia menyebut rancangan pendidikannya: pampaedia, yang berarti "pendidikan universal". Tujuannya adalah menetapkan sistem pengajaran progresif yang dapat dinikmati setiap orang. Anak-anak seharusnya diajarkan secara bertahap, katanya, dengan konsep dasar yang meningkat secara wajar hingga konsep yang lebih rumit. Comenius juga menganjurkan penggunaan bahasa ibu selama beberapa tahun pertama sekolah, sebaliknya dari bahasa Latin.
Akan tetapi, pendidikan seharusnya tidak dibatasi pada usia menjelang dewasa, tetapi mencakup seluruh masa hidup seseorang. Comenius menulis bahwa kegiatan belajar-mengajar hendaknya "benar-benar praktis, benar-benar menyenangkan, dan sedemikian rupa sehingga sekolahbenar-benar bagaikan permainan, yakni awal yang menyenangkan dari seluruh kehidupan kita". Ia juga percaya bahwa sekolah seharusnya bukan hanya berfokus pada pendidikan pikiran melainkan juga pada pendidikan manusia seutuhnya—bahwa itu hendaknya mencakup pengajaran moral dan rohani.
Karya Comenius yang pertama, yang diterbitkan untuk kepentingan dunia pendidikan adalah The School of Infancy, pada tahun 1630. Buku ini dirancang sebagai alat bantu bagi ibu dan pengasuh sewaktu mengajar anak-anak di rumah. Ini disusul pada tahun 1631 dengan buku The Gate of Languages Unlocked, yang sama sekali merevolusi pendidikan Latin. Isi buku itu disusun dalam bentuk kolom-kolom paralel, satu kolom dalam Bahasa Ceko dan kolom lain dam Bahasa Latin. Dengan demikian, kedua bahasa itu mudah diperbandingkan, sehingga jauh lebih mudah untuk dipelajari. Edisi revisi dari alat bantu pengajaran ini mendapat sambutan yang sedemikian baik sehingga akhirnya diterjemahkan ke dalam 16 bahasa.

Hasil karya Comenius yang paling terkenal adalah The Visible World, sebuah buku panduan membaca untuk anak-anak yang dilengkapi gambar. Buku itu pun merupakan tonggak penting dalam sejarah pendidikan. Ellwood Cubberley, seorang pakar pendidikan pada abad ke-20, mengatakan bahwa buku itu "tidak ada tandingannya di Eropa selama seratus lima belas tahun; dan digunakan sebagai buku pelajaran selama hampir dua ratus tahun". Malahan, banyak buku pelajaran bergambar sekarang ini masih mengikuti format umum dari karya Comenius, menggunakan gambar sebagai alat bantu pengajaran.
Dalam waktu singkat, Comenius dielu-elukan sebagai orang jenius. Di seluruh Eropa, para sarjana menganggap dia sebagai pemimpin dan meminta nasihat kepadanya. Menurut buku Magnalia Christi Americana, sedemikian masyhurnya Comenius sampai-sampai pada tahun 1654 ia diminta menjabat sebagai Presiden Harvard University, di Cambridge, Massachusetts. Akan tetapi, Comenius menolak karena ia tidak mencari nama, kehormatan, dan jabatan tinggi.
Pada tahun 1657, Comenius menerbitkan The Great Didactic dalam Bahasa Latin sebagai bagian dari Opera Didactica Omnia.
Comenius melihat pendidikan sebagai daya pemersatu uamt manusia. Ia yakin bahwa pendidikan universal dapat turut memelihara perdamaian dunia.
Comenius juga mengaitkan pengetahuan keilahian. Ia percaya bahwa dengan memperoleh pengetahuan, umat manusia pada akhirnya diarahkan kepada Allah.
Comenius juga menulis tentang caranya memimpin pengajaran, ia menulis, "Para siswa hendaknya tidak terlalu dibebani dengan pelajaran yang tidak cocok dengan usia, daya pemahaman, dan keadaan pada saat itu
Warisan Abadi
Sewaktu api membakar habis kota Leszno, Polandia, pada tahun 1656, Comenius kehilangan hampir segala sesuatu yang dimilikinya. Namun, untunglah ia meninggalkan kekayaan dalam bentuk lain. Buku A Brief History of Education berkata, "Comenius . . . merubah seluruh penekanan dalam penyampaian instruksi yang sebelumnya melalui kata-kata menjadi melalui benda-enda, serta menjadikan pengajaran ilmu pengetahuan sains dan informasi dunia yang bermanfaat, sebagai kunci dari karyanya".
Jelaslah, Comenius berjasa karena membuat belajar-mengajar lebih sistematis. Metode pengajarannya sama sekali merevolusi pengajaran di dalam kelas. Seorang pendidik dari Amerika bernama Nicholas Butler berkata, "Comenius menempati posisi paling penting dalam sejarah pendidikan. Ia memperkenalkan dan mendominasi seluruh gerakan modern dalam bidang pendidikan dasar dan menegah".
Anak tidak dapat dipaksa untuk belajar maupun mengikuti kegiatan yang tidak diinginkan olehnya. Jika dipaksa maka mereka tetap tidak mau melakukannya dan hasilnya tidak maksimal. Sebenarnya pada diri setiap anak ada satu masa, dimana mereka tertarik untuk mempelajari segala sesuatu yang dilakukan oleh orang dewasa yang mereka belum bisa. Saat itu mereka menjadi mudah diberi pengertian, mudah menerima informasi yang diberikan, maka semangatnya untuk melakukan sesuatu akan menjadi berkembang luas. Bila terjadi masa ini, yang dinamakan masa peka belajar, maka anak akan mudah untuk mengikuti disiplin yang diajarkan karena mereka butuh untuk mempelajari sesuatu. Anak akan senang menerima dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan tanpa harus diperintah ataupun dipaksa.
Tidak dapat dipastikan kapan datangnya masa peka belajar pada anak, karena begitu banyak faktor yang mempengaruhi antara lain: (1) Cukup puas masa bermain anak. Seiring dengan perkembangan usia maka kebutuhan bermain anak akan berkurang, maka muncullah masa peka belajar. Setelah usia tiga tahun, umumnya anak sudah mulai siap menerima sedikit aturan. Pada usia empat tahun (TK A), anak masih menghabiskan waktu untuk bermain. Menginjak usia lima tahun (TK B), kebutuhan bermain sudah mulai berkurang ; (2) Kepribadian dasarnya cukup. Sebaiknya sebagai orang tua harus dapat memberikan perhatian yang cukup, meningkatkan kepercayaan diri anak, menumbuhkan rasa mandiri, sikap kritis, mengembangkan sosialisasi dan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya sehingga dapat melatih disiplin sesuai dengan perkembangan usianya; (3) Rangsangan. Rangsangan untuk belajar ini dapat melalui kebiaaan cinta terhadap buku dari kecil, kebiasaan membacakan cerita, memberikan fasilitas bacaan yang menarik sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu yang besar dan anak menjadi tidak asing lagi dengan buku. Yang terpenting adalah orang tua dapat memberikan motivasi kepada anak, memberikan pengertian akan pentingnya belajar ilmu pengetahuan yang dapat disampaikan kepada anak di sela-sela kegiatan bermainnya atau ketika membacakan dongeng sebelum tidur.
• Adaptasi ; yaitu penyesuaian diri individu terhadap lingkungannya.

Scaffolding merupakan suatu istilah yang ditemukan oleh seorang ahli psikologi perkembangan-kognitif masa kini, Jerome Bruner, yakni suatu proses yang digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui zona perkembangan proksimalnya.
pengertian zone of proximal development adalah lingkungan terdekat anak
jarak anatara tingkat perkembangan actual seseorang dengan tingkat perkembangan potensial, daerah perkembangn potensial untuk menjadi sesuatu yang kongkrit.
Ciri-Ciri Anak Berbakat
(2008-10-08 09:45:34)
Dalam bukunya, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Prof. Utami Munandar menuliskan indikator keberbakatan sebagai berikut:
* Ciri-ciri Intelektual/Belajar:
Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab-akibat), daya konsentrasi baik (perhatian tak mudah teralihkan), menguasai banyak bahan tentang berbagai topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat, senang mempelajari kamus maupun peta dan ensiklopedi.
Cepat memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan, cepat menemukan asas dalam suatu uraian, mampu membaca pada usia lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal.
* Ciri-ciri Kreativitas:
Dorongan ingin tahunya besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya serta tak mudah terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi, daya imajinasi kuat, keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya.
Dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang diperlihatkan anak-anak lain), dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal baru, kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi).
* Ciri-ciri Motivasi:
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu lama, tak berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepat puas dengan prestasinya), menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah "orang dewasa" (misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan, dan sebagainya).
Senang dan rajin belajar serta penuh semangat dan cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (jika sudah yakin akan sesuatu, tak mudah melepaskan hal yang diyakini itu), mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian), senang mencari dan memecahkan soal-soal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar