Rabu, 16 Maret 2011

Mangga Harum Manis


Mangga Harum Manis

Sore itu, saat pulang kuliah dengan sisa-sisa matahari yang mulai redup Rita menerima sms dari sahabatnya Kevin. Kevin berencana datang ke rumah Rita untuk membawakan mangga harum manis pesanan Rita beberapa hari yang lalu. Rita sebenarnya berencana untuk datang langsung ke rumah Kevin untuk mengambil mangga harum manis yang dijanjikannya ke Rita, tapi Kevin menolak dan berjanji akan membawakannya langsung ke rumah Rita. Rita sangat bersemangat berbalas sms dengan Kevin tanpa memperhatikan orang lain yang juga berada di atas angkot itu sedang memperhatikannya dengan raut wajah bertanya-tanya, “ada apa dengan orang ini? Kenapa dari tadi dia terlihat senyum-senyum sendiri? Apa mungkin dia tidak waras?”. Setelah hampir sampai di rumah, Rita baru menyadari kekonyolan yang dibuatnya sedari tadi, lalu menunduk malu tanpa mampu membangkitkan wajah manisnya yang lelah.

Sesampainya di rumah, Rita tiba-tiba lupa mengenai janjinya pada Kevin untuk menyambutnya, atau mungkin menyambut mangga harum manisnya. Rita mungkin terlalu lelah karena menghadapi perkuliahan yang sangat padat hari itu dan terlalu malu mengingat kejadian konyol yang dilakukannya di atas angkot tadi. Rita akhirnya tertidur tanpa mengganti pakaian yang sudah dikenakannya sejak pagi tadi sepulang kuliah. Belum beberapa saat Rita tertidur ibunya tiba-tiba memanggil Rita dan menyampaikan tentang kedatangan temannya. Rita dengan malas-malasan akhirnya bangkit dari tempat tidurnya dengan perasaan kesal dan wajah kusut. Kemudian Rita tersadar bahwa sore ini Kevin akan ke rumahnya dan membawakan mangga harus manis kesukaannya. Rita segera memperbaiki wajah dan mood-nya, serta mempercepat langkah kaki mungilnya menuju ke taman yang ada di halaman rumahnya.

Rita kemudian menemui Kevin dengan wajah yang cerah, senyumnya dia lebarkan, dan matanya berbinar-binar, bukan karena Kevin, tapi lebih kepada bungkusan berwarna hitam yang masih tersemat di tangan kanan Kevin. Hari itu Kevin terlihat berbeda, lebih rapih, dan aroma parfumnya yang lembut tercium saat Rita duduk di sampingnya. Rita kemudian menyapa Kevin dengan senyum manis yang terpancar sangat indah dari wajah lembutnya. Kevin sesaat terpanah melihat keindahan senyuman yang baru saja diberikan Rita untuknya. Kemudian sambil membalas senyum Rita yang menawan, Kevin memberikan bungkusan berwarna hitam yang dibawanya tadi. Namun saat memberikan bungkusan tersebut, tanpa sengaja kedua tangan mereka saling bersentuhan, kemudian masing-masing dari mereka merasakan hal yang aneh yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya, seakan tersihir oleh mantra mangga harum manis. Beberapa detik kemudian mereka tiba-tiba tersadar dari situasi aneh yang sempat mematungkan mereka dan sesegera mungkin melepaskan kedua tangan yang tadi saling menyampaikan pesan dari sihir mangga harum manis. Mencoba mengembalikan suasana menjadi normal kembali akhirnya Kevin membuka percakapan.

“Ri, nih aku bawain mangga pesanan kamu, mangga harum manis yang aku ambil langsung dari pohon di halaman rumah ku, daripada kamu yang manjat, nanti dikirain monyet betina lagi gelantungan…hehehhehe..”

“Enak saja, emangnya muka aku mirip monyet apa? Kamu aja tuh yang pelit, kan kalo aku manjet pohonnya langsung bisa ngambil yang banyak.”, Rita protes karena tidak mendapat ijin dari Kevin untuk mengambil langsung mangga harum manis kegemarannya dari pohon di halaman rumah Kevin.

Kemudian cerita mereka berlanjut, mereka menceritakan banyak hal yang menarik tentang teman-teman baru mereka, tugas-tugas kuliah mereka, lingkungan perkuliahan mereka, dan juga menceritakan masa lalu mereka, masa saat mereka masih berada di bangku sekolah. Semua cerita mereka seakan telah dikemas begitu indah dan mengalir dengan penuh canda tawa, seolah-olah taman dimana mereka menyampaikan banyak hal satu sama lain adalah tempat yang paling indah yang pernah mereka kunjungi selama ini, seakan bunga-bunga di taman itu sedang bermekaran dan dimeriahkan dengan sinar matahari yang menawan di sore hari. Kevin ternyata diam-diam memperhatikan Rita dengan seksama saat mereka mengobrol, bukan karena Kevin tertarik dengan cerita Rita, tapi karena Kevin menyimpan sesuatu di hatinya, sesuatu tentang Rita.

Waktu berjalan begitu saja mengikuti alur cerita yang mereka rangkai berdua, hingga sudah hampir setengah jam lebih mereka berdua saling bercerita. Kevin seakan-akan hanyut dalam wajah ceria Rita dan tidak ingin kehilangan moment indah ini. Sesekali muncul bisikan-bisikan di kepala Kevin, “ini waktu yang tepat untuk menyatakan perasaan kamu sama dia, tunggu apa lagi?”, namun Kevin hanya mampu memandangi wajah Rita. Kevin tahu bahwa Rita masih menyimpan baik ingatan tentang seseorang dari masa lalunya dan sulit untuk melupakannya. Kevin hanya kekurangan nyali untuk menyatakan perasaannya pada Rita. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba saja mereka berdua terdiam, hanya ada suara angin yang sepintas terdengar seperti ingin menyampaikan sesuatu. Mata mereka kemudian saling bertemu, keduanya saling menatap dalam, mencoba mencari tahu isi hati mereka masing-masing. Seakan seperti mangga harum manis, yang warnanya masih hijau tetapi membuat orang lain penasaran akan rasa manis yang tersimpan dibalik kulitnya.

Created By:

Utari Dwi Sartika

Psikologi 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar